Text
Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi
Secara luas dan mendalam Djoko Soekiman mengajak setiap pembaca buku ini menyaksikan bulan madu perkawinan budaya Jawa dengan Eropa di tengah situasi perang penaklukan Belanda yang penuh kekerasan dan gencar dilakukan sepanjang abad XVII-XX. Buahnya adalah yang kemudian sohor disebut kebudayan Indis.rnrnKebudayaan Indis memang lahir akibat kebiasaan hidup membujang para prajurit dan pejabat Belanda di Hindia Belanda. Ketiadaan wanita Eropa mendorong mereka mengambil perempuan pribumi sebagai pasangan. Alhasil bukan saja anak tetapi juga gaya hidup dan budaya campuran yang meliputi aspek kehidupan dan budaya dalam arti luas. Mulai dari bangunan indische stijl, perabotan meubilair, makanan rijstaffek, bahasa petjoek, busana baju monyet, musik tanjidor, teater komedi stamboel, sastera Indo sampai peranan jongos dan babu di dapur, botol cebok di kamar mandi serta dutch wife di kamar tidur.rnrnSemasa lahirnya dicap rendah, tetapi juga ditiru di kalangan priyayi dan pejabat tinggi kolonial. Bahkan setelah Terusan Suez dibuka dan wanita Belanda banyak datang, ada upaya totokisasi terhadap orang kulit putih di Hindia Belanda tetapi semua gagal, malahan kebudayaan percampuran semakin merajalela. Semua terekam lengkap dengan gaya bahasa yang populer dan sejumlah ilustrasi berupa lukisan serta gambar, membuat buku yang kaya kepustakaan ini bukan saja semakin mudah dipahami tetapi juga menguatkan imajinasi historis pembaca.
No other version available