Text
Buku Tempo: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan #2: Natsir, Politik Santun di antara Dua Rezim
Hidupnya tidak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya yang flamboyan, dan akhir yang di luar dugaan, klimaks. Ia menarik karena santun, bersih, konsisten, toleran, tetapi teguh berpendidikan. Satu teladan yang jarang.rnMohammad Natsir orang yang puritan. Tetapi kadang kala orang yang lurus bukan tidak menarik. Hidupnya tidak berwarna-warni seperti cerita tonil, tetapi keteladanan orang yang sanggup menyatukan kata-kata dan perbuatan ini punya daya tarik sendiri. Karena Indonesia sekarang seakan-akan hidup di sebuah lingkaran setan yang tidak terputus: regenerasi kepemimpinan terjadi, tetapi birokrasi dan politik yang bersih, kesejahteraan sosial yang lebih baik, terlalu jauh dari jangkauan. Natsir seolah-olah wakil sosok yang berada di luar lingkaran itu. Ia bersih, tajam, konsisten dengan sikap yang diambil, bersahaja.rnDalam hidupnya yang cukup panjang, di balik kelemahlembutannya, ada kegigihan seorang yang mempertahankan sikap. Ada keteladanan yang sampai sekarang membuat kita sadar bahwa bertahan dengan sikap yang bersih, konsisten, dan bersahaja itu bukan mustahil meskipun penuh tantangan. Hari-hari belakangan ini kita merasa teladan hidup seperti itu begitu jauh, bahkan sangat jauh.rnrnrnKisah tentang Natsir adalah satu cerita tentang Tokoh Islam di awal kemerdekaan", yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tetap ada pula - karena kekecewaan - menyokong radikalisme dan kekerasan."
No other version available